Case 5 : Surabaya Plaza Hotel

Pada dasarnya semua hotel berbintang memiliki fasilitas yang hampir sama. Kualitas layanan merupakan
salah satu pembeda. Dalam perkembangannya kualitas layanan juga mengalami persaingan yang
sangat ketat, karena setiap hotel terus mengembangkan program pelatihan yang dimiliki untuk memberikan
layanan terbaik kepada para tamu. Oleh karena itu, hal penting yang menjadi sumber utama untuk me pertahankan dan meningkatkan daya saing serta keberhasilan jangka panjang adalah pengetahuan (knowledge). Mengelola aset intelektual (knowledge) perusahaan secara lebih efektif, serta mengeksploitasinya untuk meraih dan mempertahankan
pangsa pasar, merupakan salah satu upaya dalam menciptakan sustainable competitive advantage. Program-program kualitas layanan juga dimiliki oleh semua hotel meskipun dengan slogan dan nama yang berbeda.
Surabaya Plaza Hotel sebagai salah satu hotel bintang empat yang juga ikut dalam persaingan selalu berbenah untuk dapat memenangkan persaingan. Apalagi mulai bulan April tahun 2003 Surabaya Plaza Hotel beroperasi di bawah jaringan Prime Plaza Hotels and Resorts setelah melepaskan diri dari manajemen Radisson Hotels and Resorts. Agar tetap dapat mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, penting bagi hotel (perusahaan) untuk mempunyai
sustainable competitive advantage. Salah satu caranya adalah menerapkan knowledge management dan
melakukan knowledge-based strategy. Strategi ini dipilih karena kualitas pelayanan yang diinginkan oleh konsumen sudah mengarah pada personal attention services.

Di samping itu, Knowledge Management dan Knowledge-Based Strategy juga dapat melengkapi celah-celah kosong yang ada di dalam strategi bisnis perusahaan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang products, services, processes, customers, stakeholder relationships, people, lingkungan bisnis, dan organizational memory, akan menjadikan
perusahaan memahami tujuan keberadaan dan cara mencapainya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
permasalahan yang muncul sekarang adalah: “bagaimana penerapan knowledge management dan knowledge-based strategy dalam keunggulan bersaing di Surabaya Plaza Hotel?”

Identifikasi Knowledge Sources
Sumber yang paling mempengaruhi posisi kompetitif Surabaya Plaza Hotel adalah:
1. Customer Knowledge
Manajemen Surabaya Plaza Hotel sangat memperhatikan kebutuhan tamu-tamunya, bahkan sampai hal-hal yang kecil. Karyawan Front Office dan Food & Beverage dilatih untuk mengetahui dan memanggil tamu dengan menyebut namanya, khususnya tamu yang sudah menjadi Return Guest. Disamping itu karyawan juga dilatih untuk
mengetahui kesukaan tamu-tamu tersebut mulai dari tipe kamar yang disukai sampai makanan
kesukaannya.
2. Stakeholder Relationships
Sebagai hotel bisnis SPH benar-benar memfokuskan diri pada pasar korporat sebagai penyumbang terbesar di dalam hotel bisnis. SPH bahkan menyiapkan satu karyawan khusus (Direct Access Coordinator) yang menangani para booker dari korporat ini dengan memberikan berbagai insentif dan kegiatan rutin yang sifatnya membentuk komunitas tersendiri. Dengan adanya komunitas ini kontribusi yang diberikan oleh para anggota Direct Access mencapai 40% dari total bisnis yang diperoleh oleh SPH. Program seperti ini sebenarnya juga dimiliki oleh hotel lain meskipun
dengan nama yang berbeda. Sedangkan keunggulan dari SPH adalah konsistensinya dalam melaksanakan program dan memberikan kegiatan kepada seluruh anggota Direct Access.
3. Knowledge in Product and services
Produk dan pelayanan yang diberikan oleh SPH disesuaikan dengan strategi pemasaran yang telah ditetapkan. Saat ini SPH memfokuskan diri untuk mengerjakan Chinese market, oleh karena itu sarana dan prasarana, serta paket yang dikeluarkan disesuaikan dengan strategi pemasaran. Petunjuk arah di dalam hotel juga memakai bahasa Mandarin disamping bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan paket yang dikeluarkan untuk pengantin memakai nama Jing Jiu (baca:cing ciu).
4. Kowledge in People
Dalam konteks ini SPH merupakan hotel yang unik, karena untuk karyawan baru yang masuk disyaratkan memiliki pendidikan minimal S1 (strata 1) di semua posisi kecuali untuk juru masak dan bartender. Alasan yang digunakan manajemen dengan mensyaratkan S1 ini karena sebagian besar lulusan sekolah perhotelan kurang kuat dalam hal bahasa, analisa, dan logika. Ketiga kemampuan tersebut ternyata sangat membantu manajemen hotel ketika melakukan transformasi maupun sharing pengetahuan. Apalagi manajemen SPH memberikan empowerment terhadap
karyawannya dalam mengambil keputusan khususnya ketika ada tamu yang komplain. Dengan cara seperti ini semua permasalahan yang ada di lapangan akan cepat terselesaikan dan kepuasan tamu akan tetap dapat terjaga.

Rekomendasi dalam menerapkan KM

Berikut beberapa saran atau rekomendasi bagi Surabaya Plaza Hotel dalam menerapkan knowledge management dan knowledge based strategy:
• Surabaya Plaza Hotel sebaiknya mengintegrasikan semua sistem software yang berbeda di beberapa departemen sehingga dapat memaksimalkan knowledge management yang telah diterapkan. Pengintegrasian sistem hendaknya berdasarkan pada database sehingga dapat diakses oleh semua karyawan untuk memperlancar tugasnya dan
meningkatkan pengetahuannya.
• Mengadakan satu jabatan baru yaitu Knowledge Management Manager yang langsung bertanggung jawab ke General Manager. Dengan diadakannya jabatan ini diharapkan semua proses knowledge management di hotel dapat berjalan,
dimonitor, dan diukur dengan baik sehingga memberikan keunggulan bersaing.
• Meningkatkan semua kapabilitas dan resources yang ada untuk memasuki tingkat yang tinggi lagi (level tiga dalam konsep Rosenberg) yaitu Enterprise Intelegence. Jika SPH berhasil masuk pada level ini penulis yakin bahwa SPH akan
selalu unggul dalan bersaing dengan semua hotel di Surabaya.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Case 4 : Oracle Corporation

Oracle Corporation (NASDAQ: ORCL) adalah salah satu perusahaan utama pengembang sistem manajemen basis data (database management system), perangkat lunak untuk mengembangkan basis data, perangkat lunak manajemen hubungan pelanggan, enterprise resource planning dan perangkat lunak manajemen rantai pasok. Oracle Corporation didirikan pada tahun 1977. Perusahaan ini mempekerjakan 68.236 pekerja pada tahun 2007. Markasnya berada di Redwood City, California.

Oracle sebagai perusahaan yang menawarkan produk aplikasi database serta business-solution software lainnya telah memiliki program yang terfokus pada KM sejak tahun 1997. Mengapa KM penting bagi Oracle? Sebagai sebuah perusahaan yang mengembangkan, menjual, serta mengimplementasi software untuk membantu memecahkan problem bisnis yang dimiliki customer, Oracle dapat mengumpulkan keahlian, pengalaman, serta business knowledge yang dimiliki pegawainya dan mentranslasikannya menjadi sebuah business-solution software maupun bentuk servis lainnya. KM telah membantu Oracle dalam pertukaran ide, yang selanjutnya akan menghasilkan produk, servis, delivery serta nilai penjualan yang lebih baik yang tentunya akan menghasilkan lebih banyak revenue bagi perusahaan. Knowledge Management di Oracle dijalankan oleh komunitas KM di tiap perwakilan Oracle di masing-masing region. Tiap komunitas ini memiliki sebuah tim kecil yang terdiri dari profesional di bidang KM yang akan mendefinisikan jangkauan, strategi dan taktik untuk program KM pada region tersebut. Kesuksesan dari program KM yang diterapkan di Oracle bergantung pada keberadaan change agents. Para change agents ini membantu dalam mengidentifikasi masalah bisnis yang akan diselesaikan melalui aplikasi konsep dan perangkat KM, dan mengimplementasikan aktivitas KM dalam proses bisnis. Change agents tersebut adalah praktisi KM yang memiliki tanggung jawab KM disamping pekerjaan mereka sehari-hari, seperti HR directors, operations managers, dan consultants.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Intangible Benefit dari Teknologi Informasi

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:”Cambria Math”; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”,”serif”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:Arial;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>

Perkembangan terbaru dari studi empiris tentang dampak TI, saat ini tidak hanya mencoba untuk mengkaitkan investasi TI dengan tangible benefit, namun juga intangible benefit. Hal ini terutama terus mengemuka sejalan dengan makin maraknya implementasi Knowledge Management (KM) di sejumlah organisasi bisnis. KM merupakan upaya organisasi dalam mengelola aktiva intelektual yang dimilikinya melalui praktek-praktek pendokumentasian dan

sharing pengetahuan diantara anggota organisasi. Untuk melakukan pendokumentasian dan sharing pengetahuan ini diperlukan TI untuk mewujudkannya, yaitu dalam bentuk pengembangan intranet, extranet dan perangkat pendukung lainnya berupa hardware, software dan telekomunikasi yang dikenal sebagai KM technology. Meski praktek KM diyakini dapat meningkatkan intangible asset bagi organisasi, namun Maholtra (2005) mencoba menyoroti penggunaan istilah knowledge management technology dari sisi lain, yaitu hanyalah sebagai perkembangan terbaru atau re-labelling yang dilakukan oleh para vendor TI setelah selama dua dekade terakhir istilah teknologi informasi telah banyak digunakan.

Pasar KM technology sendiri merupakan pasar yang menarik bagi para vendor TI. pasar global KM diestimasikan sebesar US$8.8 billion selama tahun 2005. Sedangkan aplikasi bisnis yang digunakan untuk menunjang KM, seperti CRM diproyeksikan untuk bertumbuh sebesar $148 billion pada tahun 2006 (Maholtra, 2005) KM sendiri telah dimanfaatkan oleh vendor TI untuk memasarkan produk-produknya. Sehngga terlepas dari sisi positif implementasi KM bagi organisasi namun harus disadari bahwa vendor TI pun membutuhkan jargon baru untuk memasarkan produk berupa perangkat yang dimilikinya melalui popularitas KM. Hal ini tentu juga melahirkan pertanyaan lanjutan, yaitu apakah KM technology bermanfaat bagi organisasi?

<!– /* Font Definitions */ @font-face {font-family:”Cambria Math”; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:””; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:”Times New Roman”,”serif”; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-bidi-font-family:Arial;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} –>

Bila di 2 dekade lalu, saat istilah productivity paradoks mulai mengemuka, terdapat sebuah quote yang sangat populer yaitu:

“You can see the computer everywhere but in the productivity statistics” (Robert Solow) maka kini Maholtra melanjutkannya dengan “One can see the impact of knowledge management everywhere but in the KM technology-performance statistics ’’

Bila dilihat dari sisi definisi, Knowledge management sendiri memiliki sejumlah definisi yang mengadung penekanan yang berbeda. Definisi tersebut antara lain:

‘‘Knowledge management systems (KMS) refer to a class of information systems applied to managing organizational knowledge. That is, they are IT-based systems developed to support and enhance the organizational processes of knowledge creation, storage/retrieval, transfer, and application’’ (Alavi dan Leidner, 2001)

Definisi yang berikutnya adalah:

‘‘Knowledge Management refers to the critical issues of organizational adaptation, survival and competence against discontinuous environmental change. Essentially it embodies organizational processes that seek synergistic combination of data and information processing capacity of information technologies, and the creative and innovative capacity of human beings’’ (Malhotra, 2005).

Bila dicermati, pada kedua definisi tersebut terdapat perbedaan yang esensial. Bila definisi yang pertama lebih banyak menekankan pada ketersediaan

sistem berbasis TI untuk mengelola knowledge, definisi yang kedua lebih menekankan pada proses lanjutan yaitu daya kreatif dan inovasi manusia dalam menggunakan data dan informasi.

Hal ini sejalan dengan pemahaman bahwa tersedianya intranets, extranets, hingga groupware

tidak serta merta dapat menghantarkan pada kinerja perusahaan yang lebih baik. Teknologi ini, perlu diadopsi dan disesuaikan dengan manusia sebagai user, diintegrasikan sesuai dengan konteks pekerjaan dan secara efektif digunakan oleh organisasi.

Sehingga sama halnya dengan pertanyaan pertama, yaitu apakah apakah teknologi informasi sungguh dapat memberikan manfaat bagi kinerja organisasi? Pertanyaan kedua, yaitu apakah KM technology bermanfaat bagi organisasi? Membutuhkan kajian lebih lanjut untuk menjawabnya. Namun satu hal yang telah pasti bahwa investasi perusahaan pada perangkat TI atau yang kini juga diberi nama

perangkat KM technology tidak akan serta merta memberikan manfaat yang terukur bagi organisasi yang memilikinya. Dibutuhkan sejumlah penataan selanjutnya untuk membuat teknologi tersebut menjadi berdampak positif bagi organisasi bisnis.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Case 3 : Bank Exim

Bank Ekspor Impor Indonesia (disingkat Bank Exim) adalah sebuah bank pemerintah yang pernah ada di Indonesia. Spesialisasinya adalah dalam bidang pembiayaan perdagangan. Bank ini dimerger dengan tiga bank lainnya pada Juli 1999 untuk membentuk Bank Mandiri.

Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Identifikasi Knowledge-Based Business di BankExim
Banyak perusahaan yang tidak mengenal knowledge management, namun secara tidak sadar telah
melaksanakannya. BankExim sebagai perusahaan di bisnis perbankan yang ingin memperolah core competence-nya lewat
teknologi dan melakukan pendidikan pegawainya ke jenjang S2, sebenarnya sudah mengarah kepada pola penerapan
knowledge management. Untuk meneliti sejauh mana penerapan knowledge management di BankExim ada baiknya
disimak apa yang dikatakan oleh Thomas H. Davenport and Laurence Prusak (1998), salah satu pakar knowledge
management, sebagai berikut:
“If you’ve got a good library, a textual database system, or even effective education programs, your company is probably already doing
something that might be called knowledge management”.
Jadi minimal ada 3 hal yang merupakan awal penerapan knowledge management di suatu perusahaan, yaitu jika
perpustakaan dikelola dengan baik dalam arti lengkap sesuai kebutuhan, sistem informasi terpadu yang memuat informasi yang
dibutuhkan, atau program pendidikan yang efektif.
Jika melihat tiga indikator tersebut sebenarnya BanExim sudah memilikinya. Walaupun belum sepenuhnya memenuhi
syarat dalam knowledge management. Perpustakaan di BankExim saat ini sudah cukup memadai yaitu adanya ruangan yang
luas, buku terdata dengan baik, dan jumlah buku dan majalah cukup banyak dan beragam. Saat ini jumlah buku di
perpustakaan BankExim sebesar 7.300 buah yang terdiri dari buku-buku antara lain di bidang manajemen, keuangan, teknologi,
internal control, hukum, international banking, marketing, dan sebagainya.
Sementara itu, sistem informasi di BankExim juga telah dibangun secara permanen dengan dibentuknya Biro Sistem dan
Teknologi. Fungsi Biro Sistem dan Teknologi dimaksudkan untuk menetapkan kebijakan, mengembangkan, mengoperasikan, dan
memelihara sistem informasi manajemen BankExim serta memberikan bantuan teknis kepada pemakai sistem. Sampai saat ini,
implementasi sistem informsi di BankExim terdiri dari:
1. Sistem-sistem cabang, yang meliputi Sistem Online Cabang (BEST atau BankExim Sistem Terpadu), Sistem Exim Tabanas,
EximSave, dan International Banking System (IBIS) untuk cabang luar negeri.
2. Sistem-sistem Kantor Pusat, meliputi Executive Information System (EIS), Customer Product Information System (CPIS), Assets
and Liabilities Management System (ALM), Head Office Accounting System, Financial Database, Personnel, dan Treasury
System, Sistem Informasi Nasabah dan Produk (SNAP), Jaringan Internet BankExim.

3. Sistem-sistem cabang/Kantor Pusat, yang meliputi sistem yang digunakan kantor cabang dan Kantor Pusat yang dikelola
secara terpusat di Kantor Pusat, melalui SWIFT, dan sebagian produk-produk BankExim seperti EximCash, EximPhone,
EximSmart, dan EximBanking.
Untuk mengintegrasikan seluruh sistem tersebut BankExim menggunakan sarana komunikasi berupa VSAT, DOV, maupun leased
line yang keseluruhannya tergabung di dalam jaringan EximNet dan dikelola secara terpusat melalui NCC (Network Control
Center). Sistem informasi tersebut akhirnya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai produk yang bersifat
knowledge-based (ATM, EximPhone, EximBanking, EximTransfer) dan mampu menyediakan data dan informasi bagi pengambilan
keputusan manajemen BankExim.
Program pendidikan mulai dari yang bersifat technical skill, human relation skill, conceptual skill, dan berbagai
pendidikan non program lainnya telah dilaksanakan secara berkelanjutan di BankExim. Disamping itu, untuk pendidikan yang
bersifat formal, seperti misalnya program pendidikan untuk strata dua (S2) BankExim telah menghasilkan sekitar 100 orang
sarjana lulusan universitas dalam dan luar negeri.
Namun demikian, ketiga hal tersebut belum cukup untuk menyebut BankExim sebagai knowledge enterprise atau
intelligent enterprise. Nilai intangible asset BankExim (internal structure, external structure, dan competence of
people) masih harus ditingkatkan baik yang menyangkut aspek people yaitu berupa perubahan human behavior, aspek
proses, dan aspek teknologi.

Penerapan Knowledge Management di BankExim
Ada dua pandangan yang sedikit berbeda dalam penerapan knowledge management di suatu perusahaan. Kedua
pendapat tersebut dikemukakan Brian Arthur seperti dikutip oleh Yogesh Malhotra (1997) dan Thomas H. Davenport and
Laurence Prusak (1998) dengan mengemukakan sebagai berikut:
Brian Arthur:
“…the new world of knowledge-based business is characterized by -reeverything- involving continuous redefinition of organizational
goals, purposes, and its -way of doing thing- “.
Thomas H. Davenport and Laurence Prusak:
“In deciding where to start your knowledge management program, try to use existing management approaches and tactics as levers to
jump-start the knowledge effort. It’s also imperative to lead with a style that’s consistent with your firm’s culture. For example, if your firm
is technology-based, build on technology initiatives and plans. If there is a big quality, reengineering, best practices or organizational
learning initiative afoot, use those programs as your anchor”.
Dari kedua pendapat tersebut sebenarnya terkandung pengertian bahwa jika memang visi, strategi, teknologi, proses,
dan culture perusahaan dapat mendukung penerapan knowledge management maka perusahaan dapat langsung
menerapkannya melalui infrastruktur perusahaan yang telah ada. Namun apabila sebaliknya, maka visi, strategi, dan culture
harus diubah sesuai dengan karakteristik knowledge-based business. Hal ini disebabkan karena pendekatan manajemen
operasi dari knowledge management sangat berlainan dengan proses bisnis pada umumnya yang lebih menekankan kepada
tangible assets. Proses bisnis yang menekankan kepada pengelolaan input yang berbentuk intangible assets (terkandung knowledge di dalamnya), membutuhkan perhatian yang lebih besar kepada SDM, culture (kreatif dan inovatif, sharing,
learning, networking), dan teknologi.
Penerapan knowledge management di BankExim masih memerlukan penyempurnaan khususnya dalam hal strategi,
culture, sistem SDM, dan utilization of technology. Sedangkan yang menyangkut proses tetap dapat mengikuti operasional
BankExim saat ini baik di kantor cabang maupun Kantor Pusat. Branch Process Reengineering yang telah dilaksanakan di
beberapa kantor cabang BankExim tetap dapat dijalankan. Bahkan dengan diterapkannya knowledge management
diharapkan proses bisnis BanKExim akan lebih cepat dan efektif.
Strategi BankExim khususnya yang menyangkut hubungan BankExim dengan nasabah harus disempurnakan. Salah satu
unsur intangible assets, yaitu external structure harus lebih digali dan dikembangkan sebagai feedback untuk
meningkatkan pelayanan kepada nasabah (excellent services atau big service quality). Hal ini antara lain bisa dilaksanakan
dengan pertama, mengadakan Hotline Service BankExim (customer care, call center, dan sebagainya) yang intinya
berusaha menggali permasalahan nasabah, mengetahui kebutuhan dan keinginan nasabah yang dicatat melalui sistem
informasi/database (gain knowledge from customer). Setelah informasi diperoleh kemudian dikembangkan (informasi
diubah menjadi knowledge) untuk meningkatkan mutu produk dan jasa BankExim. Kedua, BankExim selain memberikan kredit
juga berfungsi sebagai financial adviser bagi debitur (offer customers additional knowledge). BankExim dapat memanfaatkan
knowledge-nya untuk diberikan kepada debitur secara gratis, misalnya mengenai kondisi dan trend industri perusahaan
debitur.
Budaya perusahaan BankExim harus dikembangkan menjadi budaya yang menekankan kepada perilaku yang inovatif,
kreatif, sharing knowledge, dan learning. Selain itu juga harus didukung oleh sistem SDM yang mendukung munculnya budaya
tersebut. Hal tersebut digunakan untuk menciptakan iklim bekerja di BankExim yang memungkinkan munculnya internal
structure dan competence of people. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan cara mendorong pegawai BankExim untuk
gemar membaca dan menulis di majalah dan jurnal-jurnal bisnis (learning dan tacit knowledge), mendorong sharing
knowledge di antara pegawai, dan mendorong pegawai untuk melakukan risk taking (misalnya berani mengemukakan
pendapat) sesuai knowledge yang dimiliki, dan mendorong adanya kerja tim baik formal maupun informal. Kegiatan tersebut
harus didukung oleh sistem SDM yang lebih bersifat knowledge-based, yaitu menekankan kepada investasi SDM dan memberi
reward pegawai yang telah melakukan sharing knowledge.
Peran teknologi informasi sangat penting di dalam menggali intangible asset. Teknologi informasi di BankExim
diharapkan tersedia secara lebih luas (available), user friendly, dan berorientasi pasar, agar informasi yang ada dapat
digunakan oleh seluruh pegawai dan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pengetahuan (knowledge creation) yang
memacu timbulnya kreatifitas dan inovasi di BankExim. Sistem-sistem yang ada yang secara langsung dapat digunakan oleh
hampir seluruh pegawai, misalnya SNAP dan jaringan internet, hendaknya disempurnakan dan dimanfaatkan secara optimal. Hal
ini akan meningkatkan knowledge pegawai BankExim.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Case 2 : Compaq

Compaq Computer Corporation dulunya merupakan perusahaan komputer pribadi Amerika Serikat yang didirikan tahun 1982, dan sekarang merupakan salah satu merek dari perusahaan Hewlett-Packard. Perusahaan ini didirikan oleh Rod Canion, Jim Harris dan Bill Murto — mantan manajer senior Texas Instruments. Nama “COMPAQ” merupakan singkatan dari Compatibility and Quality” (kompatibilitas dan mutu), dan pada waktu pendirian, Compaq memproduksi sejumlah komputer kompatibel IBM PC.

Pernah menjadi pemasok sistem komputer pribadi terbesar di dunia [1], Compaq menjadi perusahaan independen hingga tahun 2002, dimana bergabung dengan Hewlett-Packard.

PENERAPAN KM :

Compaq menerapkan knowledge management dengan 3 prinsip utama yaitu :
1.Mengembangkan intranet, kolaborasi infrastruktur, dan implementasi dari bisnis perusahaan
2.Menyediakan pelayanan yang memiliki full-life cycle
3.Bekerja sama dengan pelanggan untuk mendukung e-commerce, supply chain dan customer relationship management.

Berdasarkan prinsip tersebut, Compaq mempunyai beberapa program yang diterapkan dalam perusahaannya yaitu :
1.Compaq inline
Ini adalah program intranet yang menyambungkan dengan website, database, messaging, aplikasi dokumen, laporan, dan lainnya.
2.Compaq services knowledge network
Berisi 200.000 halaman informasi yang mencakup dunia. Masing-masing halaman di-manage oleh pemilik halaman yang menyimpan informasi terkini.
3.Reader’s choice
Menyediakan berita, pengumuman, kebijakan untuk pengguna. Dengan cara ini, waktu penyebaran informasi sangat cepat dan otomatis.
4.Web Information Repository (WebIR)
Menyediakan karyawan sebuah lokasi pusat untuk mencari, memperbanyak dokumen seperti brosur, dokumentasi teknis.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Case 1 : Toyota Astra Motor

PT Toyota Astra Motor atau biasa disingkat dengan TAM merupakan Agen Tunggal Pemegang Merk Mobil Toyota di Indonesia. TAM merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk dengan persentase saham 51% dan Toyota Motor Corporation, Jepang dengan persentase saham 49 %.

Sejarah

PT Toyota Astra Motor diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Peranan TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 Desember 1989, TAM melakukan merger bersama tiga perusahaan antara lain :

  • PT Multi Astra (pabrik perakitan, didirikan tahun 1973)
  • PT Toyota Mobilindo (pabrik komponen bodi, didirikan tahun 1976)
  • PT Toyota Engine Indonesia (pabrik mesin, didirikan tahun 1982)

Gabungan semuanya diberi nama PT Toyota Astra Motor. Merger ini dilakukan guna menyatukan langkah dan efisiensi dalam menjawab tuntutan akan kualitas serta menghadapi ketatnya persaingan di dunia otomotif.

Selama lebih dari 30 tahun, PT. Toyota-Astra Motor telah memainkan peranan penting dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia serta membuka lapangan pekerjaan termasuk dalam industri pendukungnya. PT. Toyota-Astra Motor telah memiliki pabrik produksi seperti stamping, casting, engine dan assembly di area industri Sunter, Jakarta. Untuk meningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi, pada tahun 1998 diresmikan pabrik di Karawang yang menggunakan teknologi terbaru di Indonesia.

Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi 2 perusahaan,yaitu :

  • PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN yang merupakan perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 5 % dan TMC menjadi 95%
  • PT. Toyota Astra Motor sebagai agen penjualan, importir dan distributor produk Toyota di Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 51 % sedangkan TMC 49%

Jaringan Distribusi

Dalam mendukung penjualan dan layanan purna jual,TAM dibantu oleh 5 Dealer Utama yang membawahi dealer-dealer yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga bulan Desember 2005 telah terdapat 181 outlet dan 101 bengkel resmi. Berikut ini kelima Dealer Utama yang dibagi berdasarkan wilayah geografisnya :

Produk yang dijual di Indonesia

* sudah tidak diproduksi lagi

Struktur Organisasi

  • Presiden Direktur : Johnny Darmawan Danusasmita
  • Wakil Presiden Direktur : Shinji Fujii
  • Direktur : Joko Trisanyoto, Shinji Yamasaki, Benny Radjo Setyono, Hirohiko Fukatsu

Analisis penerapan knowledge management pada industri manufaktur (studi kasus P.T. Toyota Astra Motor)

Di Indonesia Knowledge Management (KM) memang belum dikenal secara luas. Namun apabila diamati, ada banyak aktifitas di dalam perusahaan-2 yang merupakan bagian dari penerapan KM, baik dari sisi infrastruktur organisasi maupun teknologi. Dengan mengembangkan potensi penerapan KM di dalam perusahaan, maka hal tersebut. dapat menjadi salah satu faktor keunggulan bersaing. Dari sisi infrastuktur teknologi, dukungan teknologi komputer dan komunikasi merupakan faktor pemungkin bagi orang untuk berbagi informasi tanpa dibatasi tempat dan waktu [Benn00]. Kesempatan untuk berbagi informasi ini memberikan peluang untuk menerapkan KM dalam suatu organisasi. Namun peluang tersebut. belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena infrastruktur organisasi yang belum mendukung. Analisis ini bertujuan untuk meneliti bagaimana penerapan proyek KM dalam suatu perusahaan. Obyek studi kasus ini adalah Divisi Production Control dari P.T. Toyota Astra Motor (TAM). Metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah Perencanaan Sistem Informasi dari Turban [Turb96]. Langkah-langkah dari Perencanaan Sistem Informasi tersebut adalah menentukan Strategi Bersaing perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan informasi organisasi dan diakhiri dengan penentuan model konseptual penerapan KM di Divisi Production Control.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Isyu-isyu dan Tantangan-tantangan dalam Pembangunan PwC Berbasis Pengetahuan

Isyu-isyu dan Tantangan-tantangan dalam Pembangunan PwC Berbasis Pengetahuan

“Pada saat kita bergabung, kita juga menjadi suatu praktek global, sebagaimana sebelumnya kita berbasis kenegaraan. Kita menghadapi suatu perubahan yang besar dan tantangan yang besar untuk mengajak orang berpacu bagaimana menggunakan sesuatu, dan bagaimana menggunakan suatu teknologi yang berubah pada saat jaringan kita bergabung.”

-Julia Collins

Pimpinan Kelompok PWC berbasis Pengetahuan Global

Integrasi pada skala global bukan merupakan suatu tugas yang mudah. Salah satu yang membuat proses integrasi menjadi kompleks/rumit adalah disebabkan karena cara yang mana sistim aslinya dikembangkan oleh setiap perusahaan. Berkenaan dengan penggabungan (merger) , keduanya PW dan C&L telah mengembangkan sistim mereka seputar lingkaran fokus bisnisnya dan merupakan sistim yang independen (bebas). Masalahnya adalah sistim ini hanya dapat digunakan dengan akses yang terbatas pada basis pengetahuan oleh orang-orang di dalam keseluruhan PwC. Sistim terpadu (integrasi) yang baru bertujuan untuk mengurangi penggunaan aset (modal kepemilikan) yang tidak efisien. Pemecahan struktur tertutup dari sistim aslinya dan pembentukan sustu sistim yang memungkinkan seseorang dalam PwC untuk memperoleh akses terhadap basis pengetahuan merupakan tujuan utama untuk sistim IT perusahaan yang baru. Hal ini memerlukan persiapan dan waktu untuk penyelesaiannya. Tantangan tantangan lainnya yang dijumpai meliputi:

· Perbedaan –perbedaan dalam sistim IT dan struktur organisasinya

· Jaringan e-mail dan intranet menggunakan Lotus Notes

· Integrasi data basis dan server

Kepragmatisan telah mendorong pentingnya kearah perencanaan dan budaya bisnis pada PwC. Proses koordinasi telah memperlancar dan hanya ada sedikit prosedur birokrasi. Menurut Lambert, kepragmatisan tampaknya berasal dari sekelompok kecil orang yang sesungguhnya membuat keputusan. Ada suatu pergantian pada PwC karena evolusi teknologi informasi dan semua desakan bisnis yang perusahaan lalui atau jalankan. Dalam organisasi pelayanan seperti PwC, orang yang senior (lebih tua dalam umur dan pengalaman) menggerakkan bisnis, sedangkan orang dalam fungsi sebagai pendukung akan melakukan pada apa yang diperintahkan kepadanya. Ini adalah contoh kasus pada tahun 1995. Seperti halnya pada tahun 2000, orang-orang senior masih mengendalikan bagian-bagian tertentu dari bisnis (terutama hal yang menguntungkan dan menentukan strategi pada tingkatan yang lebih tinggi), namun demikian, mereka kurang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam bisnis sehari-harinya. Kebanyakan pengambilan keputusan dilakukan oleh rekanan bisnis dan direktur-direktur yang “lebih muda”, generasi yang “lebih tua” menyadari bahwa mereka kurang berkaitan dengan apa yang telah dilakukan.

Suatu perubahan pokok adalah kurangnya perusahaan terlibat dengan politik seperti pada tahun 1995, dimana terdapat sejumlah persaingan “kepentingan”. Seperti halnya pada tahun 2000, orang-orang yang berada dibawah hirarki adalah lebih muda dan mempunyai inisiatif/gagasan untuk memperoleh sesuatu yang dikerjakan dengan cara cepat, jadi lebih banyak pekerjaan dapat dicapai dalam suatu periode waktu yang pendek. Meskipun tampaknya strutur di PwC lebih mendatar, masih terdapat badan pengelola yang melakukan pengambilan kebijakan dan menyetujui proyek-proyek.

Perbedaan-perbedaan dalam Sistim IT dan Struktur Organisasi

Ada perbedaan mencolok (nyata) antara PW dan C&L dalam cara perusahaan beroperasi. Penggabungan (integrasi) lebih mudah dilakukan pada PW sejak Tim IT telah bekerjasama pada basis regional sebelum penggabungan. PW menggunakan piranti lunak (software) yang sama, Novell, dan telah bekerja dalam membangun beberapa standar.Meskipun ini merupakan standar yang agak bebas (lepas). PW mempunyai 70 sampai 80 persen dari sistim yang umum pada saat penggabungan, yang memfasilitasi penggabungan sistim pada PW. Mempunyai 2 IT Direktur pada masing-masing pihak juga menambahkan konflik pada tingkat awal dari proses integrasi, terutama terkait dengan isyu rasionalisasi personil IT.

Sebaliknya, Tim C&L lebih bebas satu sama lain, jadi kurang koordinasi diantara Tim IT di dunia. Tim IT C&L lebih otonomi dalam hal personil dan teknologi yang digunakan. Sebagai tambahan dari struktur IT yang terfrakmentasi (terpecah) demikian, level C&L telah ketinggalan jaman. C&L mempunyai server Novellnya sendiri versi 3.0 yang awalnya dibentuk pada tahun 1995, yang mereka gunakan sampai pada saat penggabungan. Ini adalah kasus dengan C&L Lotus Notes, ini bukan versi yang diperbaharui. Tidak ada TCP/IP pada jaringannya, yang merupakan dasar bahasa komunikasi atau protokol internet atau dalam jaringan privat seperti intranet dan/atau ekstranet. C&L meskipun demikian lebih maju dalam kelompok Audit, dimana mereka menggunakan kertas kerja elektronik.

Terdapat arahan IT global yang kuat pada PwC, yang tidak terdapat pada pihak-pihak sebelumnya. Dalam skala penggabungan, sesuatu yang terjadi pada tingkatan global dan kepemimpinan yang kuat timbul dan mulai bekerja pada perencanaan. Dua hal utama tercapai: (1) Jaringan Wilayah Global yang Luas/Global Wide Area Network (GWAN), yang menghubungkan jaringan wilayah yang luas dari PW dan C&I, dan (2) Keterpaduan/integrasi Lotus Notes Domain.

Jaringan E-mail dan Internet Menggunakan Lotus Notes

Menghubungkan sistim e-mail merupakan fokus pertama dari integrasi. Dari contoh yang terkait dengan penggabungan, PW dan C&L menyadari bahwa membangun suatu sistim komunikasi internal yang solid merupakan suatu faktor penentu untuk perusahaan yang baru untuk menjalankan operasimya dengan lancar. Bagian dari integrasi ini difasilitasi kedua perusahaan dengan menggunakan Lotus Notes untuk sistim intranet dan e-mailnya. Namun demikian masih diperlukan Tim IT seluruh tahun dengan perencanaan yang teliti untuk mempunyai sistim e-mail yang terintegrasi yang dijalankan pada waktunya dengan operasi PwC pada Juli 1999. Pada Pebruari tahun 2000, pekerjaan ini masih berlanjut.

Pada saat Tim Global mengumumkan rencana jaringan e-mail global, petugas IT pada level kantor skeptis, pada saat struktur dan jalurnya sedemikian kompleks dan tidak praktis. Pada satu struktur, berita e-mail antara kedua kantor pada lokasi geografis yang sama diarahkan dengan layanan jarak, menyebabkan berjam-jam keterlambatan dalam pengirimannya. Sebagai contoh, rencana jaringan global di Hongkong memerlukan berita dari PW ke kantor C&L yang disalurkan melalui Sydney, menyebabkan dua jam keterlambatan dalam pengirimannya. Hal ini segera ditangani oleh Tim IT, yang tidak wajib untuk mengikuti eksekutif global, tetapi boleh memilih solusi yang paling praktis.

Bagian yang paling rumit dari integrasi e-mail adalah restrukturisasi dari PwC yang dikatakan merupakan salah satu tugas restrukturisasi yang paling rumit yang pernah dilakukan. Sebagai contoh, PW mempunyai 115 daerah kekuasaan (domain) yang dikurangi menjadi 7, sedangkan C&L mempunyai 100 domain di Hongkong saja, sedangkan setiap negara mempunyai domainnya sendiri yang juga harus dikurangi.

Tipologi Notes juga perlu direstrukturisasi. Sebagaimana diketahui PW merupakan suatu perusahaan terdahulu yang mengimplementasikan sistim tersebut, apa yang mereka punyai di tempat adalah tipe struktur flat dari Notes. C&L menggunakan versi akhir Notes, yang mempunyai struktur hirarki , dan PwC mengimplementasikan struktur hirarki tersebut. Ada sejumlah isyu isyu teknologi yang harus berhubungan pada saat mencoba untuk bergabung kedua versi Notes. Salah satu kesulitan dalam memperoleh sesuatunya dalam sistim hirarki adalah berkaitan dengan keamanan struktur Notes. Untuk mengatasi kondisi ini diperlukan untuk menggali kedalam ke tahapan data basis dan bahkan kadang-kadang mencapai pada tahapan dokumentasi.

Komunikasi Internal dan Eksternal: Kantor-kantor Hongkong dan Sydney sebagai Ilustrasi

Sebelum penggabungan, PW mempunyai sepasang mail server, suatu server data basis utama dan Reuters. Semuanya ini disalurkan melalui Sydney. Di pihak C&L, mereka mempunyai server penghubung (hub), suatu server data basis, layanan line server mail terpisah dan sebuah kertas kerja elektronik audit, yang juga disalurkan melalui Sydney. Kesulitannya adalah bahwa hubungan di Sydney lambat, waktu replikasi dan struktur Notes pada satu sisi adalah tidak optimal. [Merujuk pada Gambar 1 untuk model lama aliran informasi antara PW dan C&L. Merujuk pada Pameran 4 untuk Tipologi Notes Hongkong efektif September 1999]. Pada September 1999, PwC hanya mempunyai satu hubungan (link) dengan Sydney, yang sudah diperbaharui setiap 2 bulan. Jumlah server, meskipun telah dikurangi, sekarang harus dirasionalisasi karena belum banyak perubahan yang dilakukan. PwC menympan semua server mail dan audit.

Komunikasi eksternal PwC masih harus melalui suatu penghubung. Lagi pula, sistim komunikasi eksternal keduanya PW dan C&L berbeda sebelum penggabungan. C&L mempunyai domainnya sendiri dan juga link internetnya sendiri dan harus mendorong e-mail internetnya ke luar dari Hongkong. PW melakukannya melalui gateway global yang melalui Amerika. Sesudah penggabungan PWC dapat dengan cepat memindahkan setiap orang ke alamat PwC internet, meskipun kedua perusahaan secara internal adalah gabungan “PW” dan “C&L” kedunia luar mereka menggunakan alamat internetnya semula www.pwcglobal.com Hal ini berarti hubungan keluar melalui Amerika (US). Hanya pada bulan Februari 1999 PwC dapat menginstalasi gateway internet ketiga, dan karenanya terhubung kedalam Sydney.

Sisa tugas Notes adalah mensertifikasi kembali Notes IDs ke standar global dan memperolehnya kedalam struktur hirarki, suatu proyek yang akan dilakukan pada basis regional. Dalam perubahan, setiap nama Notes akan meliputi servis line, kota dan negara. Hal ini akan merupakan proses yang besar, sebagaimana halnya akan mempengaruhi semua dari kemanan yang terletak dalam Lotus Notes. Sebagai tambahan, standardisasi dari selebaran (template) Notes dan peningkatan dari seluruh infrastruktur Lotus Notes akan dilakukan. Proyek mulai pada tahun 2000 di Asia.

PwC mempunyai proses yang terinci dari penetapan privat link (hubungan privat) kedalam sistim kliennya/clientnya, seperti BAT, dengan maksud untuk mengamankan komunikasi dengan langgananya/kliennya. Sistim ini namun demikian tidak pernah digunakan sepenuhnya, karena kerumitan/kompleks dalam penggunaannya. Sebagai contoh, Hongkng membentuk domain Notes yang terpisah di Asia Pasifik untuk langganan eksternalnya menggunakan gatewaynya-Australia. New Zealand dan Hongkong-yang dapat mengakses kedalam dan keluar dengan menggunakan lokal gateway yang mana saja.

Ada koordinai dan komunikasi yang kuat antara tenaga keja IT di Hongkong dan Sydney yang membantu dalam integrasi dan standardisasi PwC infrastruktur tekno. Langley mengatakan “Sydney secara tradisional mempunyai suatu Tim IT yang berkompeten, dan kantor Hongkong yang merupakan kantor terbesar di Asia, yang mendapat manfaat dari interaksi yang kuat demikian (dari proses integrasi). Sebagai contoh, Sydney akan melakukan konsolidasi utama dan sertifikas ulang dari Notes pada basis regional. Sydney juga mengalola Jaringan Wilayah yang Luas di Asia Pasifik. Oleh karena Tim Sydney yang mempunyai keinginan yang kuat untuk mau bekerja dengan PwC orang lain diseputar daerah tersebut, mereka yang relatif otonomi akan memilih untuk menggunakan produk yang diproduksi Sydney.

Databasis dan Integrasi server

Duplikasi Databasis

Ada banyak duplikasi databasis yang bersama dengan server, memerlukan rasionalisasi. Rasionalisasi akan dimulai pada tingkatan perkantoran. Masalah databasis adalah dicirikan dengan kenyataan bahwa terdapat ratusan databasis di satu lokasi negara saja. Untuk merasionalisasikannya, isi dari setiap databasis harus dicek/diperiksa dan dievaluasi ulang oleh mereka yabg bertanggung jawab terhadap pengelolaan databasis tersebut. Tugas yang demikian berada di luar apa yang tenaga kerja IT dapat lakukan, jadi tugas didelegasikan ke line service terkait. Prosesnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Identifikasi dari kepemilikan data-proses yang rumit dan memerlukan waktu, tetapi ini diselesaikan dalam cara yang relatif lancar
  2. Identifikasi kepemilikan yang memberikan tanggung jawab untuk perbaharuan data basis pada basis secara reguler

Apabila kepemilikannya tidak dapat diidentifikasi, data disimpan ke dalam pengarsipan databasis. PwC kunci ke pengelolaan data adalah untuk memastikan bahwa setiap pencatatan mempunyai kepemilikannya yang dapat memperbaharui isinya pada basis reguler. Mencegah data dari menjadi usang/tidak terpakai menjadi data yang lebih bernilai.

Data Tertutup Vs. Terbuka

Secara historis, secara resmi tak ada satupun yang ditugaskan untuk mengelola databasis tertentu, dan kebanyakan databasis hanya disimpan tanpa dapat diakses atau diperbaharui. Sebagai contoh, kontak databasis dalam periode sebelum penggabungan berbeda. Pada perusahaan C&L, kontak databasis relatif tertutup-mitra (partner) menyimpan kontaknya dalam databasis utama dan mereka hanyalah orang yang dapat melihat dan memperbaharui detil atau rinciannya dari kontak mereka. Sebaliknya dari pihak PW, ada databasis terbuka-setiap orang dapat melihat kontaknya, tetapi hanya pemiliknya yang dapat mengeditnya. PwC memutuskan untuk mempunyai databasis terbuka karena ini terlihat bertentangan dengan memelihara suatu sistim tertutup.

Data Transfer

Langkah berikutnya dalam rasionalisasi databasis adalah mengkategorisasikannya dan mengurangi atau mengeliminir yang duplikasi. Ini juga merupakan proses yang memerlukan waktu. Namun demikian, ini adalah proses yang yang harus dikerjakan untuk menciptakan sesuatu yang efisien, berbasis pengetahuan yang sangat kuat. Pada Januari 2000, PwC mempunyai pengalaman dalam masalah teknis dalam mentransfer data. Ada 25.000 catatan, yang mana sekitar 5.000 overlap/duplikasi dalam kontak databasis. Tim IT harus menelaah catatan tersebut dan mengeluarkan yang duplikasi/overlap; suatu proses yang dikerjakan secara manual (ada contoh, dimana mitra lama C&L mempunyai suatu PW kontak di dalam databasisnya. Pada Februari 2000, PwC dapat mengembangkan suatu sistim yang mana hardcopy dari data list (daftar data) dikirim keluar ke berbagai mitra, dengan setiap catatan dialokasikan ke mitranya. PwC telah mengimplementasikan suatu program yang memfasilitasi perbaharuan data: setiap dua bulan fungsi pemasaran mendorong kepemilikan data dengan mengirimkan memo untuk memperbaharui daftar kontak mereka.)

Pada umumnya, tipe informasi dalam PwC Lotus Notes dalam bentuk dokumen. PW tidak menggunakan SQL karena lebih fokus dengan menggunakan Notes sebelum bergabung, sedangkan C&L mempunyai Tim pengembangan yang kuat dengan menggunakan SQL. Hal ini membuat kedua sistim lebih harmonispada saat mereka bergabung.

Rencana untuk Memperbaiki Infrastruktur Teknis PwC

Pada awal tahun 2000, GTS fokus utamanya adalah untuk GTS sendiri: kebijakan internasl dan prosedurnya. GTS menilai sistim administratifnya dan bagaimana sistim ini dapat mengjkomunikasikan lebih baik dengan pelanggan PwC.

· Tim Pengembangan – proyek meliputi membangun tingkat lokal KC, “Dimensi Eksekutif” (suatu perangkat analisis data multi dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisa data Power dan berbagai tipe data lainnya), dan berbagai sistim lainnya, meliputi manajemen perijianan/cuti, manajemen perpajakan, pengerekrutan para eksekutif, CA Pacific dan manajemen dokumentasi

· Tim Jaringan Kerja- Tim ini akan melanjutkan untuk mengkonsolidasikan server, mulai dengan ABAS. Suatu server aplikasi baru yang dimplementasikan on-lineyang digunakan perusahaan berskala besar untuk aplikasi dan sharing data, yang memfasilitasi pengiriman aplikasi dan sistim perbaharuan antara perusahaan. Kedua server dioperasikan pada NetWare 5 dan server saluran Fiber. Keprihatinan lainnya meliputi pengelolaan jaringan kerja, monitoring, layanan internet dan keamanan (security). The Virtual Private Network (VPN) adalah juga mnerupakan Tim network yang bertanggung jawan dengan Notes, voice mail dan (dengan NetWare 5) file network juga dapat dipergunakan melalui VPN

· Team Notes – Tahun 2000 akan berdedikasi untuk sertifikasi ulang IDs notes. Setiap Notes nama resmi akan dirubah meliputi service line, kota dan negara: suatu standar global didalam PwC. Proyek-proyek lainnya meliputi enabling notes yang ditujukan melalui inisial setiap orang, menstandarisir Notes mail template, dan memperbaharui semua infrastruktur Lotus Notes ke Notes versi 5.

· Tim Proyek – Memelihara dan memperbaharui sistim POWER ke pangujian dan implementasi sistim sistim baru dan teknologi, seperti Office 2000, akan merupakan inti proyek. Tim juga akan menguji dan mengevaluasi teknologi baru dan mencuat seperti piranti lunak (software) pengenal suara

· Tim Helpdesk – merupakan level staf yang layak untuk memberikan tingkat pelayanan yang diinginkan PwC. Upaya yang utama difokuskan pada bagaimana panggilan dijawab, memperbaiki resolusi panggilan awal, kecepatan menjawab, dan penggunaan peralatan seperti piranti lunak pengendalian jarak jauh (remote control).

PwC memiliki sumber daya yang mana organisasi pelayanan lainnya kurang memilikinya. Integrasi sepenuhnya terhadap semua sumberdaya pada suatu tingkat global, sebagaimana halnya juga dengan tingkatan organisasi untuk menciptakan basis pengetahuan yang merupakan tantangan utama. Hal ini berarti secara sukses mengintegrasikan jaringan kerja internal dan penggunaan jaringannya. Oleh karenanya, PwC telah mengelola secara efektip dan membagi basis pengetahuan ini antar perusahaan. Sesudah itu atau pada akhirnya pengetahuan merupakan “darah kehidupan” dari PwC dan karenanya semua bagian PwC harus ‘berbagi dan menjual.”

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Profil Perusahaan Pricewaterhouse Coopers

About Us

Perusahaan network global PricewaterhouseCoopers (www.pwc.com) adalah organisasi pelayanan professional terbesar di dunia. Menarik kemampuan dan keahlian lebih dari 155,000 orang dalam 153 negara, kami membangun hubungan dengan klien dengan menyediakan pelayanan berdasarkan kualitas dan integritas.

“PricewaterhouseCoopers” merujuk pada jaringan dari anggota perusahaan dari PricewaterhouseCoopers International Limited, beberapa diantaranya terpisah dan entity legal yang berdiri sendiri.

PwC Global

Klien dari perusahaan PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia memilih kami karena kualitas pelayanan yang orang kami sediakan kepada mereka setiap harinya. Setiap perusahaan network global PricewaterhouseCoopers berdediakasi untuk merekrut orang-orang terbaik, menolong mereka untuk keahlian dan kompetensinya dan memungkinkan mereka untuk menyadari kemampuan mereka sesungguhnya. Orang yang ikut organisasi kami diharapkan untuk mengambil nilai-nilai yang dibagi bersama, sebagai contoh dalam undang-undang kelakuan global. Sejauh mereka mendapatkan pengalaman dan membangun keahlian teknis dan komersial mereka, kami juga menolong mereka berkembang sebagai pemimpin yang bertanggung jawab.

PwC in Indonesia

KAP Haryanto Sahari & Rekan, PT Prima Wahana Caraka and PT PricewaterhouseCoopers FAS bermaksud menjadi “PricewaterhouseCoopers Indonesia” dimana perusahaan di Indonesia dan member dari PricewaterhouseCoopers global network, memilih untuk bergerak terpisah dan sendiri secara legal.

Lebih dari 30 tahun, PricewaterhouseCoopers Indonesia telah ikut mendukung kesuksessan Indonesia dalam perkembangan ekonomi dan perkembangan social. Sekarang, servis yg ditawarkan oleh PricewaterhouseCoopers Indonesia berlanjut ke add value secara virtual di semua industri dan profesi, dan kebanyakan institusi pribadi dan umum di semua bagian Negara.

Perusahaan PricewaterhouseCoopers Indonesia global network membantu para costumer memecahkan problem bisnis yang compleks dengan menggabungkan cara piker secara Global dan keahlian tenaga kerja kita. Keuntungan kita berfokus pada assurance, tax, and advisory services untuk costumer umum dan khusus. Kami menggunakan jaringan network sendiri, pengertian pengalaman dan bisnis untuk membangun kepercayaan dan create value untuk costumer, kami menyebut ini adalah “connectedthinking”.

Jalan yang kami pilih untuk melatih para pegawai, metode yang digunakan kami menggunakan pengetahuan global kami, memperdalam pengetahuan tentang situasi ekonomi local, dan cara kami mengembangkan hubungan dengan costumer bersama menjamin bahwa kita dapat meraih target yang diinginkan. Untuk membantu costumer kami, melakukan bisnis yg lebih baik, lebih efisien, lebih untung, dan melatih pekerja kita dan memberikan meraka dengan pengalaman dan professional yang akan menjadi bagian utama dari karir yang cermerlang.

Posted in Uncategorized | Leave a comment

Hello world!

Welcome to Binusian blog. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging! Happy Blogging 🙂

Posted in Uncategorized | 1 Comment